ALASAN-ALASAN UNTUK MELAKUKAN TRANSLASI
Perusahaan
dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan
konsolidasi yang memeungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman
yang holistik atas operasi perusahaan, baik domestik dan luar negeri. Untuk
mencapai hal ini, laporan keuangan perusahaan luar negeri yang berdenominasi
dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk
perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke
mata uang lainnya disebut translasi.
Masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang,yaitu:
a) Fakta
bahwa nilai relative mata uang asing jarang sekali ditetapkan.
b) Kurs
nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi
yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian
transalasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan
perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari satu
periode lain sulit dilakukan. Keadaan ini merupakan tantangan tersendiri bagi
perusahaan multinasional untuk menyediakan pengungkapan informasi hasil operasi
dan posisi keuangan.
c) Untuk
mencatat transaksi mata uang asing, mengukur resiko suatu perusahaan terhadap
pengaruh mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar
negeri.
d) Untuk
keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan
menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang
menyebabkan mata uang induk perusahaan (pelaporan) juga berubah.
Akhirnya, skala investasi
internasional yang meluas meningkatkan kebutuhan untuk menyampaikan informasi
akuntansi mengenai suatu perusahaan yang berdomisili di suatu negara kepada
pengguna di negara yang lain. Kebutuhan ini timbul pada saat suatu perusahaan
bermaksud untuk mencatatkan sahamnya di suatu bursa efek luar negeri bermaksud
untuk melakukan akuisisi atau usaha patungan dengan pihak asing, atau ingin
mengkomunikasikan hasil operasi dan posisi keuangan kepada para pemegang saham
asingnya.
LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI
Translasi tidak sama dengan
konversi, yang adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara
fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneterr, seperti halnya sebuah
neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai
ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada
transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi. Saldo-saldo
dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestik
berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang
yang dinyatakan dalam mata uang lainnya.
Transaksi mata uang asing terjadi
pada pasar spot, forward atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot
umumnya harus dikirimkan secepatnya yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Translasi
saldo-saldo dalam mata uang asing dilakukan sederhana saja, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Nilai ekuivalen mata uang domestik diperoleh
dengan mengalikan saldo dalam mata uang asing dengan kuotasi kurs langsung
dengan membagi saldo mata uang asing dengan kuotasi tidak langsung. Transaksi
pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang
dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa
depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari
kurs spot. Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau
penjualan spot dan pembelian forward atas suatu mata uang secara bersamaan.
Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari
tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing sembari dalam
kesempatan yang sama melindungi diri dari pergerakan yang tidak menguntungkan
dari kurs nilai tukar valuta asing.
PERMASALAHAN
Jika kurs nilai tukar relatif
stabil, translasi mata uang tidak akan lebih sukar dari proses translasi satuan
inci atau kaki menjadi nilai ekuivalennya dalam unit metrik. Namun demikian,
kurs nilai tukar jarang sekali stabil. Mata uang Negara-negara industry maju
menemukan nilainya secara bebas dalam pasar mata uang. Nilai tukar yang
berfluktuasi secara khusus terjadi di Eropa Timur, Amerika Latin, dan beberapa
bagian Asia. Fluktuasi mata uang meningkatkan jumlah nilai tukar translasi yang
dapat digunakan dalam proses translasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian
mata uang asing. Pergerakan mata uang juga sangat berhubungan erat dengan
tingkat inflasi lokal.
PENGARUH ALTERNATIF KURS TRANSLASI
TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
Ketiga nilai tukar berikut dapat
digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata
uang domestik, yaitu:
a) Kurs
kini (current), adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan.
b) Kurs
historis (historical), adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam
mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata
uang asing pertama kali terjadi. Umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen
dengan suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang
domestik. Penggunaan kurs nilai tukar historis melindungi laporan keuangan dari
keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing, yaitu dari kenaikan atau
penurunan dalam ekuivalen dolar saldo mata uang asing yang timbul dari
fluktuasi kurs translasiantar periode pelaporan.
c) Kurs
rata-rata (avarage), adalah rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai
tukar kini atau kurs nilai tukar historis.
Transaksi mata uang asing terjadi
pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang, dengan pembayaran yang
dibuat dalam mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan
mata uang asing. Translasi diperlukan untuk mempertahankan catatan akuntansi dalam
mata uang perusahaan pelapor. Dari dua jenis penyesuaian transaksi, yang
pertama keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul
ketika nilai tukar yang digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda
dengan nilai tukar yang digunakan pada saat penyelasian. Jenis kedua
penyesuaian transaksi adalah keuntungan dan kerugian dari transaksi yang belum
terselesaikan timbul ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi
diselesaikan. Kurs nilai tukar yang berfluktuasi menyebabkan timbulnya beberapa
isu utama dalam akuntansi untuk translasi mata uang asing:
a) Kurs
nilai tukar manakah yang harusnya digunakan untuk mentranslasikan saldo dalam
mata uang asing ke dalam mata uang domestic
b) Aktiva
dan kewajiban dalam mata uang asing yang manakah yang beresiko terhadap
perubahan nilai tukar
c) Bagaimana
sebaiknya keuntungan dan kerugian translasi harus dicatat?
TRANSAKSI
MATA UANG ASING
Ciri utama
yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesaiannya
dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Transaksi mata uang asing terjadi pada
saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang
dilakukan dalam suatu mata uang asing. FAS No. 25 merupakan pernyataan standar
akuntansi untuk mata uang asing yang berisi :
a) Pada
tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban,
keuntungan atau kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan
dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan
menggunakan kurs nilai tukar yag berlaku pada tanggal tersebut.
b) Pada
setiap tanggal neraca, saldo-saldo tercatat yang berdenominasi dalam suatu mata
uang selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus
disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini.
Berdasarkan hal ini, penyesuaian
kurs nilai tukar valuta asing (yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi
yang telah terjadi ) perlu dibuat pada saat terjadi perubahan kurs nilai tukar
di antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian. Apabila laporan keuangan
disusun sebelum penyelesaian transaksi, penyesuaian akuntansi (yaitu keuntungan
atau kerugian dari transaksi yang belum diselesaikan) akan sama dengan
perbedaan antara jumlah yang awalnya dicatat dan jumlah yang disajikan dalam
laporan keuangan.
FASB menolak pandangan yang
menyatakan bahwa pembedaan perlu dibuat antara keuntungan dan kerugian dari
transaksi yang sudah diselesaikan dan yang belum diselesaikan, karena pembedaan
seperti itu tidak dapat diterapkan dalam praktik. Terdapat dua perlakuan
akuntansi atas keuntungan dan kerugian transaksi yang dapat diterapkan.
·
Perspektif Transaksi Tunggal
Berdasarkan perspektif tramnsaksi
tunggal, penyesuaian niali tukar (baik yang sudah diselesaikan atau belum)
diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang awal
berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesaiannya merupakan suatu
peristiwa tunggal.
·
Perspektif Dua Transaksi
Berdasarkan perspektif dua
transaksi, penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah
dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut.
TRANSLASI MATA UANG ASING
Perusahaan yang beroperasi secara
internasional menggunkan berbagai metode untuk menyatakan aktiva, kewajiban,
pendapatan dan beban yang dinyatakan dalam mata uang asing menjadi dalam mata
uang domestik. Metode translasi ini dapat diklasifikasikan, yaitu:
a) Metode
Kurs Tunggal
Metode kurs tunggal, yang sudah lama
popular di Eropa, menerapkan satu kurs nilai tukar yaitu kurs terkini atau kurs
penutupan, untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban
dalam mata uang sing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar
yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui. Namun demikian, untuk
memudahkan pos-pos ini umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata
tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Berdasarkan
metode ini, laporan keuangan sebuah operasi asing (yang dipandang oleh induk
perusahaan sebagai perusahaan otonomi) memiliki domisili pelaporannya sendiri,
lingkungan mata uang local di mana perusahaan afiliasi asing melakukan
usahanya.
b) Metode
Moneter - Nonmoneter
Menggunakan skema klasifikasi neraca
untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter
ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos nonmoneter (aktiva tetap,
investasi jangka panjang dan persediaan) ditranslasikan dengan menggunakan kurs
historis. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur
yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep kini-nonkini. Namun demikian,
perlu diperhatikan bahwa, metode moneter-nonmoneter bergantung pada klasifikasi
skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat
menghasilkan hasil yang kurang tepat.
c) Metode
temporal
Dengan menggunakan metode temporal
translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian uang
nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur,
melainkan hanya mengubah unit pengukuran.
Kurs Kini yang Tepat
Kurs nilai tukar yang digunakan
dalam metode translasi mengacu pada historis dan kurs kini. Kurs rata-rata
sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk pos-pos beban. Beberapa Negara
menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk transaksi yang berbeda. Dalam
situasi ini, harus dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada. Beberapa alternative yang disarankan adalah:
~ Kurs pembayaran deviden
~ Kurs pasar bebas
~ Kurs penalti atau preferensi yang
dapat digunakan, seperti yang terkait dengan kegiatan impor atau ekspor.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI
a.
Penangguhan
Dikeluarkannya penyesuaian translasi
dari laba periode sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah
hasil dari proses penyajian ulang. Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik
dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak
berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas
asing. Oleh karena itu, akan cenderung menyesatkan jika memasukan penyesuaian
seperti itu ke dalam laba sekarang. Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian
translasi harus diakumulasi secara terpisah sebagai bagian ekuitas konsolidasi.
b. Penangguhan
dan Amortisasi
Beberapa pihak mendukung penangguhan
keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini
selama masa manfaat pos-pos neraca terkait.
c.
Penangguhan Parsial
Pilihan ketiga dalam akuntansi ntuk
keuntungan atau kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera
mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah
direalisasikan. Meskipun terdengar konservatif, penangguhan keuntungan translasi
semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya
perubahan kurs.
d. Tidak
Ditangguhkan
Pilihan terakhir adalah untuk
mengakui keuntungan atau kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera
mungkin, pilihan ini memandang penangguhan dalam bentuk apa pun bersifat palsu
dan cenderung menyesatkan.
PERKEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI
Sebelum 1965
Praktik translasi kebanyakan
perusahaan AS dipandu oleh Accounting Research Bulletin (ARB No. 4) yang
kemudian diterbitkan kembali sebagai Bab 12 dalam ARB No. 43. Pernyataan ini
mendorong penggunaan metode kini-nonkini. Keuntungan atau kerugian transaksi
langsung dimasukan ke dalam laba. Keuntungan atau kerugian bersih saling
dihapuskan selama periode berjalan. Kerugian translasi bersih diakui dalam laba
tahun berjalan, sedangkan keuntungan translasi bersih ditangguhkan dalam akun
penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi pada masa
mendatang.
1965-1975
Bab 12 ARB No. 43 memperbolehkan
pengecualian tertentu atas metode kini-nonkini. Dalam keadaan tertentu,
persediaan dapat ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang
yang timbul Karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan
berdsarkan kurs kini apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar besar (dan
dianggap tetap). Setiap berbedaan akuntansi disebabkan oleh penyajian ulang
utng diperlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Menstralasikan
seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan
setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
Perubahan terhadap ARB No. 43 kini memberikan pilihan translasi yang lain bagi
perusahaan.
1975-1981
Untuk mengakhiri keaneragaman
perlakuan yang diperbolehkan menurut standar translasi sebelumnya, FASB
mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975. Penangguhan
keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi. Keuntungan dan
kerugian translasi dan transaksi mata uang asing harus diakui dalam laba selama
periode perubahan kurs nilai tukar.
1981-hingga kini
Pada bulan Mei 1978, FASB mengundang
komentar publik terhadap 12 pernyataan pertama yang dikeluarkannya, dimana
banyak yang menanggapi ketidakpuasan publik tentang FAS No. 8 sehingga FASB mempertimbangkan
kembali FAS No. 8 dan setelah melalui banyak ertemuan dan dua draft sementara,
menerbitkan Statement Of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.
Isi Standar No.52
Tujuan
translasi menurut FAS No.52 berbeda secara substansial dari tujuan menurut FAS
No.8. FAS No.8 menggunakan sudut pandang induk perusahaan dengan mengharuskan
laporan keuangan dalam mata uang asing disajikan seakan-akan seluruh
transaksinya terjadi dalam mata uang dola AS. Standar No. 52 mengakui bahwa
baik sudut pandang induk perusahaan dan anak perusahaan merupakan kerangka
dasar pelaporan yang sah, oleh kerana itu aturan translasinya dirancang untuk :
a) Mencerminkan,
didalam laporan keuangan konsolidasi, hasil dan hubungan keuangan yang diukur
dalam mata uang primer (utama) yang digunakan oleh setiap entitas konsolidasi
melakukan kegiatan usahanya (mata uang fungsionalnya-functional currency)
b) Memberikan
informasi yang secara umum sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari
perubahan kurs nilai tukar terhadap arus kas dan ekuitas suatu perusahaan.
Translasi Apablia Mata Uang Lokal
Merupakan Mata Uang Fungsional
Jika mata uang fungsional merupakan
mata uang asing yang digunakan dalam catatan entitas, laporan keuangannya
ditranslasikan ke dalam dolar dengan menggunakan metode kurs kini.keuntungan
atau kerugian translasi yang timbul diungkapkan sebagai komponen terpisah dalam
ekuitas konsolidasi. Hal ini mempertahankan rasio laporan keuangan jika
dihitung dari laporan keuangan dalam mata uang lokal. Prosedur kurs kini yang
digunakan yaitu :
a)
Seluruh aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ditranslasikan ke dalam
dolar dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal neraca, akun modal
ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
b)
Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada
tanggal transaksi, meskiun kurs rata-rata tertimbang dapat digunakan untuk
kepraktisan.
c)
Keuntungan dan kerugian translasi tersebut dilaporkan sebgai komponen terpisah
dalam ekuitas pemegang saham konsolidasi. Penyesuaian nilai tukar ini tidak
akan masuk ke dalam laporan laba rugi hingga operasi luar negeri tersebut
dijual atau nilai investasinya dianggap telah hilang secara permanen.
Translasi Apabila Dolar AS Merupakan
Mata Uang Fungsional
Apabila dolar AS merupakan mata uang
fungsional suatu entitas asing, maka laporan keuangan dalam mata uang sing
diukur ulang ke dalam dolar dengan menggunakan metode temporal. Seluruh
keuntungan dan kerugian transaksi yang berasal dari proses translasi dimasukan
ke dalam penentuan laba berjalan. Secara khusus :
a) Aktiva
dan kewajiban moneter dan aktiva nonmoneter yang dinilai berdasarkan harga
pasar terkini ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal
laporan keuangan, pos nonmoneter lainnya dan akun modal ditranslasikan
berdasarkan kurs historis.
b) Pendapatan
dan beban ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata kurs niali tukar selama
periode berjalan, kecuali untuk pos-pos nonmoneter yang ditranslasikan dengan
menggunakan kurs historis.
c) Keuntungan
dan kerugian translasi tercermin dalam laba periode berjalan.
Translasi Apabila Mata Uang Asing
Merupakan Mata Uang Fungsional
Suatu entitas asing dapat
menggunakan sebuah mata uang asing dalam catatan akuntansinya apabila mata uang
fungsionalnya adalah mata uang asing lainnya. Dalam situasi ini, laporan
keuangan pertama-tama disajikan ulang dari mata uang lokal ke dalam mata uang
fungsionalnya (metode temporal) dan kemudian ditranslasikan ke dalam dolar AS
dengan menggunakan metode kurs kini.
Translasi Mata Uang Asing dan
Inflasi
Suatu hubungan terbalik antara
tingkat inflasi suatu Negara dan nilai eksternal mata uangnya telah ditunjukan
secara empiris. Alhasil, penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya
perolehan aktiva nonmoneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada
akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh
lebih rendah dari pad dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba
yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresiasi
yang juga lebih rendah.
FASB menolak penyesuaian inflasi
sebelum proses translasi, karena yakin bahwa penyesuaian tersebut tidak konsisten
dengan kerangka dasar penialian biaya historis yang digunakan dalam lporan
keungan di AS. Solusinya, FAS No. 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai
mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili di lingkungan
dengan hiperinflasi (yaitu negara-negara
dengan tingkat inflasi kumulatif melebihi 100 persen selama periode tiga
tahun).
Translasi Mata Uang Asing di Negara
Lain
a.
Kanada (CICA 1650), perbedaan untama antara standar di Kanada (CICA 1650) dan
FAS No.52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada,
keuntungan dan kerugian dari translasi ditangguhkan dan diamortisasi.
b.
Inggris (IAS 21), perbedaan utama antara standar di Inggris dan di AS berkaitan
dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di negara-negara yang mengalami
hiperinflasi. Di Inggris, laporan keuangan pertama-tama harus disesuaikan
terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs
kini.
c.
Australia dan Selandia Baru menerbitkan standar pada tahun 1988. Bila
dibandingkan dengan FAS No.52, standar Australia mengharuskan penilaian kembali
aktiva tidak lancar nonomoneter untuk anak perusahaan di Negara-negara
berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.
d.
Jepang, akhir-akhir ini telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode
kurs kini di segala keadaan, dengan penyesuaian translasi yang disajikan pada
neraca dalam ekuitas pemegang saham.
Tren Kini
Translasi mata uang asing masih
tetap merupakan isu teknis yang menyulitkan dan kontroversial. Jumlah
perusahaan melakukan pencatatan saham secara internasional dan mengikuti IAS,
atau sekarang IFRS (International Financial Reporting Standars-Standar
Pelaporan Keuangan Internasional), semakin meningkat dan bursa efek di seluruh
dunia berada di bawah tekanan yang semakin meningkat utnuk menggunakan IFRS
sebagai pengganti standar domestic untuk pencatatan saham perusahaan-perusahaan
asing. (Banyak bursa efek telah melakukan hal ini). Di Amerika Serikat,
perusahaan-perusahaan asing diperbolehkan untuk menggunakan standar
internsional (IAS 21) dab bukan standar AS (FAS No.52) dalam masalah translasi
mata uang asing. Pada saatnya nanti, FASB mungkin akan meyelesaikan
perbedaan-perbedaan antara FAS No.52 dengan IAS 21, dengan condong kepada
standar internasional.
Sumber :
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 1.
Salemba Empat. Jakarta.